Selasa, 16 Juni 2009

* Jurus Ampuh Komunikasi


Devi

Biasanya pelajaran pertama yang dipelajari banyak orang untuk menjadi komunikator ulung adalah berbicara. Padahal mendengarkan adalah jalan masuk kebijaksanaan yang utama bagi komunikator ulung yang menjadi landasan untuk memahami diri dan seluruh kehidupan ini.

Sewaktu saya kecil kadang-kadang saya juga tidak menuruti nasihat orangtua, layaknya anak-anak kecil lainnya. Misalnya, sudah maghrib tetapi masih bermain-main di pancuran Air di dekat pabrik es yang sudah lama Mangkrak...terkena Imbas Krisis Global..ck ck.., atau tengah asyik memancing Iwak Haruan je di Pahuma'an. Di desa saya apabila waktu maghrib tiba, maka warga tidak ada yang berada di luar rumah. Mereka pergi ke surau atau masjid. Kalaupun tidak beribadah di surau atau masjid tersebut, warga hendaknya berada di dalam rumah. Sebagai hukuman atas kesalahan itu, ibu menjewer telinga saya.

Kini setelah dewasa, saya tidak pernah dijewer ibu lagi. Bukan karena tidak pernah ada peraturan yang saya langgar, melainkan badan saya sudah lebih tinggi daripada badan ibu. Jadi, bila ibu mau menjewer telinga saya dijamin tidak akan sampai. Lagi pula memang saya tidak pernah nakal lagi. (Bukannya nakal adalah pelanggaran peraturan oleh orang yang belum dewasa? Cobalah sempatkan Anda membaca Kitab Undang Undang Hukum Pidana tentang definisi “nakal”. Oleh sebab itu, bila ada penyebutan hakim nakal, polisi nakal, jaksa nakal, pejabat nakal, maka sebutan itu tidak tepat. Penyebutan yang tepat adalah Hakim jahat, polisi jahat, jaksa jahat, dan pejabat jahat. Sudah tua koq masih disebut nakal!). Malahan ”kenakalan” saya sering sulit dimengerti, sudah bertahun-tahun diajari tetapi saya masih saja tidak mengerti. Mulai dari melanggar lampu lalu lintas yang sedang menyala merah, mengerjakan tugas secara asal-asalan, hingga tidak memedulikan kesusahan orang lain. Sebagian karena penggunaan telinga yang kurang benar.

Telinga digunakan untuk mendengar dan mendengarkan. Dalam kajian komunikasi, antara mendengar dan mendengarkan artinya berbeda. Mendengar berkenaan dengan penerimaan rangsang suara secara datar dan tidak mendalam atau tidak disengaja. Sedangkan mendengarkan bertalian dengan proses psikologis yang aktif. Proses ini melibatkan hati, pikiran, telinga, dan mata. Dengan kata lain, mendengar hanyalah proses sensasi. Mendengarkan lebih dari sekadar sensasi, melainkan juga berpikir dan berempati. Jadi, mendengarkan bukanlah usaha yang gampang. Mendengarkan adalah usaha yang memerlukan energi dan perhatian yang tinggi.

Dalam budaya tradisi Cina untuk kata mendengarkan, yang diucapkan “ting”, tersusun dari empat huruf: hati, pikiran, telinga, dan mata . Maknanya, si pendengar mesti menggunakan elemen-elemen itu agar hasil dari aktivitas mendengarkan menghasilkan nilai kebaikan dalam berkomunikasi. Nilai ini bermanfaat bukan saja bagi pihak yang mendengarkan, melainkan juga bagi pihak yang

berbicara. Gunanya bagi pihak yang mendengarkan adalah bahwa pendengar mampu menerima informasi dengan tepat, memahami maksud orang lain, aspirasi, dan kecemasan mereka. Bagi pembicara hal itu bermanfaat karena ia merasa diterima dan dihargai pembicaraannya, dan terjalinnya hubungan sosial yang erat dengan pendengar. Barang siapa mendengarkan dengan memperhitungkan keempat elemen tersebut, ia akan menjadi pembicara sekaligus pendengar yang ulung. Ya, ia akan menjadi komunikator yang ulung.


*SeLanjutnya Baca disini...

* Lalu bagaimana ?


Lalu, bagaimanakah cara mendengarkan dengan baik?
Baiklah, supaya Anda lebih mahir mendengarkan dengan baik saya akan membeberkan rahasia ini. (Hanya saja tidak secara rinci karena ruang yang terbatas. Jika Anda mau mengetahui lebih banyak, datanglah kepada saya sambil berkata, “Tolong dong, bagi-bagi informasi tentang mendengarkan yang baik”. Maka, saya pun dengan senang hati akan membagi informasi itu. Setuju?). Walaupun istilahnya mendengarkan, Anda harus memberikan tanggapan ketika saatnya tiba. Seperti ini.

1. Perjelaslah makna kalimat yang diucapkan oleh pembicara. Contoh, Pembicara, “… sungguh sangat mengecewakan! Sudah jauh-jauh datang ke sini rapat ditunda besok pagi. Orang kan punya banyak urusan, bukan hanya rapat. Padahal kemarin sudah saya sarankan agar rapat segera diadakan sebab acara ini penting”. Pendengar, “Tampaknya ini mengecewakanmu. Kamu sudah mengorbankan waktu, tetapi hasilnya sia-sia…” Pembicara, “Seperti itulah kira-kira perasaan saya. Ya, mungkin saja ada acara

yang lebih penting sehingga sampai membatalkan rapat hari ini”.
2. Memantulkan perasaan atau emosi. Contoh, Pembicara, “Bagaimana mungkin saya bisa bekerja dengan benar kalau belum apa-apa orang sudah curiga dan apatis terhadap tindakan yang akan saya lakukan”. Pendengar, “Itu pasti mengacaukan pikiran”. Pembicara, “Masalahnya, saya tidak bisa bekerja kalau pikiran kalut akibat dicurigai”.
3. Memantulkan fakta. Contoh, Pembicara, “Hari ini sungguh hari yang aneh. Mau mengambil mobil di bengkel, mobil belum selesai diperbaiki. Telepon Hasan, lama nggak diangkat-angkat. Kemana saja dia? Belum lagi di jalan ada razia, petugasnya cari-cari kesalahan. Dibilang plat nomornya lecet lah, lampu rem nggak nyala lah”. Pendengar, “Hari ini sepertinya banyak gangguan ya?”
4. Rangkumlah gagasan-gagasan pembicara menjadi satu tema tertentu. Contoh, Pembicara, “Saya sudah mengajukan usul. Kumpulkan dulu teman-teman yang hendak mengikuti study tour ke Jogjakarta. Ajaklah mereka tukar pikiran, sehingga kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan rinci. Setelah itu baru dibuat proposal untuk mendapatkan bantuan dana. Lumayan, kan jika nanti kita mendapatkan bantuan dana?”. Pendengar, “Maksudmu pertama melakukan rapat dengan teman-teman. Kedua, baru membuat proposal?”.
5. Gunakanlah bahasa tubuh, paralanguage, gestur, atau apapun selain mulut anda untuk menunjukkan empati Anda kepada pembicara. (Khusus yang ini perlu rincian yang lebih panjang. Untuk saat ini cukuplah bagi saya menunjukkan pentingnya bahasa tubuh sebagai umpan balik yang produktif dalam aktivitas mendengarkan dengan baik). Sekian dulu ya. Salam hangat.>> vi <<

*SeLanjutnya Baca disini...

* Sejarah Komunikasi


Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [1].

Pada binatang, selain untuk seks, komunikasijuga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture, dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Komponen komunikasi


Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

* Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
* Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
* Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
* Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
* Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

*SeLanjutnya Baca disini...

* Fenomena Komunikasi


Seperti Pondok tak berpenghuni Kosong,tak terawat. Begitulah nasib
Blog ini...Setelah sekian Lama...ditinggal.....

Berawal dari munculnya fenomena penting dalam dunia komunikasi, khususnya yang berkenaan dengan “media baru” (new media), yaitu social network media, misalnya Facebook. Media baru ini bukan sekadar media yang baru yang merupakan bentuk lama yang diperbarui. Bukan pula media yang kemunculannya baru. Media baru adalah media komunikasi yang memiliki sifat-sifat lebih rumit dalam hal penggunaannya, dalam hal pembuatannya, dan dalam hal efek dari komunikasi yang dilakukan dengan media tersebut.

Media baru ini penting bagi siapa pun karena setiap orang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Sehingga, setiap orang mestinya dapat mencermati kemunculan media baru ini demi keuntungan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, setiap orang mestinya juga memiliki kemampuan untuk mengenal, mengakses, memanfaatkan, mengerti pesan yang terdapat di media baru itu, dan bahkan memproduksinya. Inilah yang dikenal dengan istilah “media literacy”.

Fenomena baru inilah yang kemudian mendorong saya untuk menunaikan tugas akademik dengan cara melakukan penelitian terhadap Facebook sebagai salah satu bentuk dari media baru. Hasil penelitiannya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh siapa pun untuk meningkatkan media literacy yang sudah disebutkan tadi.

Begitulah, mengapa blog ini mangkrak. Kemampuan waktu dan konsentrasi menyebabkan blog ini tidak mendapatkan semestinya. Kini, saya kembali ke sini. Walaupun, belum sepenuhnya. Terimalah kedatanganku kembali ya… hiks hiks hiks....

*SeLanjutnya Baca disini...

* DownLoad



Mohon Ma'af lagunya gk banyak,tapi bila ada posting baru ku akan kirim email.


DownLoad disini








*SeLanjutnya Baca disini...

--" Awas!! Coment gak pantas Kena ban otomatis..."
Bagi kAmu Yang Ngaku Anak KomuNikAsi
** Devi Windasari. blogspot.com**
JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes